Faculty of Humanities BINUS University Gelar CODHES 2025: Menguatkan Kolaborasi Internasional dalam Humaniora Digital dan Keberlanjutan Lingkungan

Jakarta, 27 Oktober 2025 — Faculty of Humanities BINUS University bekerja sama dengan Universitas Brawijaya (UB) sukses menyelenggarakan International Conference on Digital Humanities and Environmental Sustainability (CODHES-2025) dengan tema “Sustainability in the Digital Age: Rethinking Humanities, Digitalization, and the Environment.”
Konferensi dua hari yang digelar di Auditorium BINUS @Kemanggisan Anggrek Campus, Jakarta, ini mempertemukan akademisi, peneliti, dan praktisi dari Indonesia, Taiwan, Belanda, dan Amerika Serikat untuk membahas peran teknologi digital dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. CODHES menjadi ruang akademik lintas disiplin yang menjembatani hubungan antara kemajuan teknologi, nilai kemanusiaan, dan keberlanjutan lingkungan.

Kegiatan ini mendapat dukungan kuat dari Taipei Economic and Trade Office (TETO) in Indonesia, National Taiwan University (NTU), dan Ministry of Education Taiwan melalui Taiwan Studies Project, yang menegaskan peran penting Taiwan dalam mendorong kemitraan akademik dengan Indonesia. TETO dihadiri oleh perwakilan resmi yang didelegasikan dari H.E. Bruce Chen-jung Hung, Representative of the Taipei Economic and Trade Office (TETO) in Indonesia, sebagai simbol dukungan berkelanjutan Taiwan terhadap kolaborasi riset dan pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara.
Dalam sambutannya, Dr. Jureynolds, S.S., M.Litt, selaku Chairman CODHES 2025 dan Head of Program Global Business Chinese BINUS University, menekankan pentingnya sinergi antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan dalam membangun keberlanjutan global.

“Teknologi digital memberi kita kecepatan dan efisiensi yang luar biasa, tetapi tanpa nilai-nilai kemanusiaan, inovasi bisa kehilangan arah. Humaniora digital hadir untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan dan keberlanjutan,” ujar Dr. Jureynolds.
Sementara itu, Prof. Bart Barendregt dari Leiden University, yang menjadi salah satu pembicara utama, menekankan bahwa keberagaman budaya harus menjadi inti dari pengembangan dunia digital.
“Inklusi budaya dan keberagaman manusia perlu menjadi bagian dari transformasi digital global. Dunia digital seharusnya memperkuat, bukan menghapus, kekayaan identitas dan ekspresi manusia,” ungkap Prof. Barendregt.

Selain kedua pembicara tersebut, konferensi juga menghadirkan Prof. E. Leigh Bonds dari The Ohio State University (Amerika Serikat) dan Prof. Dr. Shidarta, S.H., M.Hum. dari BINUS University. Para pemateri membahas topik yang meliputi etika kecerdasan buatan, keberlanjutan digital, serta tantangan hukum dan sosial dalam era Industri 5.0.
Menurut Dr. Elisa Carolina Marion, Dekan Faculty of Humanities BINUS University, penyelenggaraan CODHES 2025 merupakan langkah penting dalam memperkuat kolaborasi akademik internasional dan memperluas cakrawala riset humaniora digital.
“Melalui CODHES, BINUS University berupaya menghubungkan inovasi teknologi dengan nilai-nilai kemanusiaan untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Ini adalah komitmen kami untuk menjadi bagian dari solusi global,” ujar Dr. Elisa.
Dengan dukungan institusi internasional dan partisipasi luas dari akademisi berbagai negara, CODHES 2025 menegaskan peran BINUS University dan Universitas Brawijaya dalam mendorong riset interdisipliner yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan visi fostering and empowering the society.
Comments :