Membicarakan tentang generasi milenial memang selalu menarik dan tidak ada habisnya. Dilansir melalui tirto.id, generasi milenial atau generasi Y, adalah kelompok manusia yang lahir di atas tahun 1980-an hingga 1997. Rentang usia ini masih menjadi perdebatan oleh para ahli. Seperti Howe & Strauss (2000) yang mengatakan generasi ini lahir tahun 1982-2000. Atau Martin & Tulgan (2002) memilih tahun 1978-2002 sebagai tahun kelahiran generasi milenial (dalam Putra, 2016: 125).

Apabila disimpulkan, generasi milenial berarti kelompok manusia yang saat ini berusia 20-30 tahun. Usia ini dikatakan sebagai usia yang produktif. Karena masing-masing individu biasanya sudah memiliki penghasilannya sendiri. Hasil riset Snapcart menyebutkan bahwa pengguna e-commerce paling banyak di Indonesia adalah generasi milenial berusia 23-34 tahun sebanyak 50%. Disusul oleh generasi Z usia 15-24 tahun sebanyak 31%. Generasi X usia 35-44 tahun sebanyak 16%. Dan sisanya generasi baby boomers usia 45 tahun ke atas sebanyak 2%. Oleh sebab itu, pasar potensial yang besar ini mulai dilirik banyak perusahaan untuk memasarkan produk mereka.

Generasi milenial merupakan generasi yang terbiasa dengan sesuatu yang instan dan mudah. Mereka juga rentan terpengaruh akan perubahan yang begitu cepat terjadi di sekelilingnya. Terkadang, kegagalan banyak perusahaan dalam menggaet pasar milenial disebabkan oleh ketidakmampuan dalam mengikuti perubahan serta gaya hidup mereka. Kesalahan pelaku pasar adalah selalu melihat generasi milenial sebagai seorang konsumen. Mereka tidak memposisikan diri sebagai generasi itu sendiri. Sebuah brand biasanya terlalu fokus terhadap konten product knowledge mereka sendiri. Dibanding memikirkan cara penyampaian yang tepat kepada generasi ini. Kalaupun bisa menggabungkan keduanya, sering masih terkesan dipaksakan. Hasil akhirnya, pertumbuhan pasar milenial pun berjalan lambat dan tidak sesuai dengan harapan semula.

Para pelaku pasar hendaknya memahami perilaku generasi ini terlebih dahulu sebelum membidiknya sebagai potential market. Berikut adalah tips-tips menggaet pasar milenial yang dihimpun dari berbagai sumber, seperti goukm.co.id, mix.co.id, dan maxmanroe.com sebagai berikut:

  1. Bidik kelompok sosial, bukan rentang usia. Misalnya kelompok penggemar travelling, hewan peliharaan, film, dan lain-lain. Membidik kelompok sosial membuat fokus pemasaran lebih terpusat dan mudah untuk dikembangkan.
  2. Pemakaian media sosial secara efektif. Sebagian besar waktu generasi milenial digunakan untuk mengakses internet. Gunakan instagram, youtube, facebook, twitter, dan lain sebagainya sebagai media untuk mempromosikan produk.
  3. Perhatikan user-generated content. Generasi ini lebih menyukai konten yang dibuat oleh peers atau teman-teman sendiri dibandingkan media mainstream seperti cetak atau televisi. Buat konten yang menyesuaikan sehingga dapat memenangkan hati mereka.
  4. Pastikan brand meninggalkan kesan experience yang positif. Generasi milenial sangat percaya pada kekuatan world of mouth. Mereka akan mencari review atau bertanya pada teman-temannya yang sebelumnya telah menggunakan produk tersebut.
  5. Gaet influencer yang sejalan dengan brand. Misalnya produk outdoor, gandeng influencer yang memiliki image suka travelling & adventure.
  6. Gunakan konten soft selling saat beriklan. Generasi ini cenderung lebih kritis dan tidak suka diperintah. Jangan membuat konten yang terang-terangan menyuruh mereka membeli produk. Buat konten iklan yang menyentuh atau bahkan membuka kesadaran terhadap manfaat produk.

***