Ada apa dengan Knowledge Capture

Dalam era banjir informasi dan teknologi yang sangat pesat saat ini, pengetahuan merupakan salah satu aset yang mulai dilirik perusahaan untuk dikembangkan. Kenapa? Karena dengan aset yang satu ini, perusahaan jaman sekarang dapat meningkat competitive advantages. Aset intelektual ini selain memberikan keuntungan tapi juga memiliki tantangan nyata untuk dapat membudidayakannya. Contoh aset intelektual yang memerlukan effort untuk didokumentasikan yaitu pengetahuan yang ada dalam setiap individu, yang ada dalam pikiran setiap individu atau yang biasa disebut dengan tacit knowledge.

Kenapa aset yang satu ini perlu didokumentasikan? Hal ini penting, mengingat tacit knowledge ini akan hilang jika tak didokumentasikan, misalnya seorang staf atau karyawan tersebut dimutasi ke daerah atau divisi lain atau pensiun. Hal ini otomatis akan membuat pengetahuan yang dimiliki orang tersebut akan hilang dari perusahaan tersebut. Nah salah satu caranya yaitu dengan mendokumentasikannya, agar pengetahuan yang ada dalm individu tersebut tetap ada walaupun individu tersebut sudah berpindah dari perusahaan ataupun divisi. Untuk contoh perusahaan ternama yang mendapatkan awards untuk penerapan knowledge management (KM)terbaik Se-ASEAN pada tahun 2018 seperti misalnya Bank Cimb Niaga dll (seperti yang dilansir oleh theacmf.org). Bank Cimb Niaga juga mendapat awards sebelumnya sebagai perusahaan pertama yang menerapkan KM terbaik di Indonesia.

Cara mendokumentasikan tacit knowledge dapat kita kenal dengan istilah knowledge capture. Knowledge capture adalah berbagai teknik yang digunakan untuk memperoleh aspek pengetahuan teknis individu sehingga wawasan, pengalaman, jaringan sosial dan pembelajaran dapat dibagi untuk mengurangi hilangnya pengetahuan organisasi.

Macam-macam cara yang dapat kita lakukan dalam knowledge capture adalah Interview, On-Site Observation, Brainstorming, Concensus Decision Making, Nominal Group Technique, Delphi Method, Repertory Grid, Concept Mapping, dan Blackboarding (Yolandhamarsha, 2000). Dalam melakukan cara-cara diatas, kita juga dapat menggunakan cara mix method. Mix method ini merupakan penggunakan lebih dari satu cara dalam knowledge capture untuk memaksimalkan pengetahuan yang didapat, misalnya dengan kita akan menggunakan cara intervew, on-site observation dan delphi method.