Desain komunikasi visual, menurut A.D Pirous, pada hakikatnya adalah sebuah Bahasa. Tugas utamanya adalah menyampaikan pesan dari seseorang, lembaga, atau kelompok masyarakat tertentu kepada orang lain. Sebagai Bahasa, maka efektifitas penyampaian pesan tersebut menjadi pemikiran utama seorang desainer komunikasi visual. Untuk itu, pertama kali seorang desainer haruslah paham betul seluk beluk bentuk pesan yang ingin disampaikan.

Dengan memahami bentuk pesan yang hendak disampaikan maka seorang desainer akan dengan mudah ‘mengendalikan’ target sasaran untuk masuk ke dalam jejaring komunikasi visual yang ditawarkan oleh sang komunikator (desainer). Sebab sejatinya, karya desain komunikasi visual mengandung dua bentuk sekaligus, yaitu pesan verbal dan pesan visual. Tetapi dalam konteks komunikasi visual, maka elemen visual bisa jadi menjadi hal yang pertama kali ‘dicerna’ dibandingkan elemen verbal. Hal ini dikarenakan elemen visual biasanya lebih menarik perhatian dan lebih mudah dipahami dibandingkan elemen verbal.

Desain komunikasi visual, sebagai suatu system pemenuh kebutuhan manusia di bidang informasi visual melalui simbol – simbol kasat mata, dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hampir segala sektor kegiatan manusia membutuhkan symbol – symbol visual. Baik dalam bentuk gambar, system tanda sampai tampilan visual untuk marketplace belanja online yang saat ini banyak diakses oleh kita. Pemanfaat penggunaan gambar adalah sebuah ide brilian yang bisa membuat sebuah komunikasi lebih efektif yang bahkan tidak bisa dipenuhi oleh unsur verbal.

Melihat kekuatan unsur visual ini, banyak mitos yang beredar bahwa desain komunikasi visual dan orang yang menggeluti dunia tersebut adalah orang yang selalu memiliki ide cemerlang, seorang perancang, pencetus dan penemu ide pertama. Agar mempunyai semangat sebagai seorang perancang yang selalu mencetuskan, menemukan ide brilian dan selalu tampil dengan nuansa kebaruan (novelties), maka konsep Pendidikan tinggi desaiin komunikasi visual harus senantiasa mengedepankan aktivitas proses belajar mengajar yang berfondasikan pada unsur kreativitas dan inovasi. Artinya, sebuah proses mental, tahapan berfikir yang mampu memunculkan ide – ide baru dan bila diaplikasikan secara praktis akan menghasilkan cara – cara yang lebih efisien.

Desainer komunikasi visual harus sering berlatih berfikir inovatif, berfikir secara kovergen dan divergen. Pemikiran dengan dua teknik tersebut akan menghasilkan berbagai fantasi dan imajinasi dahsyat, yang keberadaanya sangat berguna untuk melahirkan berbagai macam ide pada karya desain komunikasi visual yang bermutu, menarik, unik, komunikatif dan persuasive.