Seringkali Public Relations berbicara mengenai pentingnya menjaga reputasi dan mendapatkan kepercayaan dari publik, namun terkadang mereka lupa bahwa akar dari tercapaikanya reputasi perusahaan yang baik adalah dari komunikasi internal perusahaan. Elizabeth Goenawan Ananto, founder EGA briefings menyampaikan bahwa komunikasi publik hanya akan berjalan lancar apabila komunikasi pihak internal perusahaan berjalan dengan baik dan karyawan menaruh kepuasan terhadap perusahaan. Bagaimana tidak, saat ini media sosial memgang peranan sangat kuat terhadap tatanan sosial masyarakat. Segala bentuk ketidakpuasan karyawan dan rahasia perusahaan dalam menjadi viral dalam hitungan detik karna kini siapapun dapat berperan sebagai citizen journalism, baik karyawan perusahaan tersebut maupun pihak-pihak yang mendengar ketidakpuasan karyawan tersebut. Dari sisi ini, dapat disimpulkan bahwa langkah untuk menjaga reputasi perusahaan, mendapatkan kepercayaan publik, dan memperoleh loyalitas karyawan harus ditempuh secara simultan.

Melihat kondisi yang demikian, pendekatan top-down dimana seluruh keputusan hanya melibatkan top management dan hanya menjadikan staff sebagai subjek pelaksana, tidak lagi dapat menjadi sebuah pilihan. Penerapan pendekatan botom-up dimana perencanaan yang dibuat berdasarkan kebutuhan, keinginan dan permasalahan yang dihadapi oleh bawahan bersama-sama dengan atasan dalam menetapkan kebijakan atau mengambil keputusan,  tampaknya lebih cocok ditempuh untuk menjaga huhungan yang harmonis dalam sebuah perusahaan. Melalui pendekatan ini, semua pihak menjadi terlibat sejak awal, sehingga setiap keputusan yang diambil dalam perencanaan adalah keputusan mereka bersama, dan mendorong keterlibatan dan komitmen sepenuhnya dalam pelaksanaannnya.

Dengan memperhatikan komunikasi internal perusahaan, seperi keterbukaan, transparansi, integritas, kepercayaan, hingga empati dari perusahaan, termasuk melibatkan partisipasi karyawan, pemberdayaan, dukungan, dan adil kepada karyawan, maka karyawan akan mengerti bahwa perusahaan tempat mereka bekerja secara sunguh-sungguh memperhatikan karyawannya. Pendekatan tersebut diyakini akan berdampak pada perubahan perilaku, cara berkomunikasi, pemahaman, serta afeksi dari karyawan, sehingga akan timbul kepercayaan atau trust karyawan terhadap institusi. Perilaku dan kepuasan karyawan tersebut yang kemudian akan menjadi akar dalam membangun reputasi dan trust ke publik.