Oleh: Windaningsih, S.Sos., M.I.Kom.

Media komunikasi saat ini menjadi salah satu sarana atau alat yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat modern. Tingkat mobilitas yang cukup tinggi diikuti dengan berbagai keterbatasan yang muncul seiring bertambahnya kepadatan penduduk dan berbagai aktivitas masyarakat menjadikan media komunikasi sebagai satu hal yang tidak bias dielakkan lagi keberadaannya. Begitu juga dengan kebutuhan terhadap media komunikasi seperti gadget yang sangat sulit dilepaskan dari keseharian kita. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia media adalah alat atau sarana komunikasi seperti Koran,majalah, radio, televise, film poster dan spanduk. Lalu Apakah yang membedakan media dan medium dalam komunikasi? Beberapa tokoh pengkaji teori media seperti Innis (1951), McLuhan (1964), Meyrowitz (1997,1999), Holmes (2005), dan Moores (2005) (dalam Nasrullah 2014) menegaskan bahwa media adalah pembawa pesan sedangkan medium membawa konten sekaligus konteks komunikasi. Sehingga Innis mengatakan bahwa medium memiliki pengaruh yang cukup penting bagi perubahan peradaban dan cara pengetahuan dikomunikasikan lepas dari ruang dan waktu. McLuhan (1964) mengatakan “the medium is the massage” bahwa medium tidak hanya memediasi pesan tetapi medium adalah pesan itu sendiri yang akan mengubah pola komunikasi manusia.

Masyarakat Indonesia yang lekat dengan budaya konteks tinggi, saat ini tentunya mampu merasakan bahwa medium komunikasi memiliki pengaruh yang sangatkuat dalam proses penyampaian pesan yang kita lakukan. Sebagian besar orang tua kita tentu akan lebih memilih mendatangi langsung satu persatu rumah kerabatnya untuk mengundang mereka pada acara penting keluarga yang akan diselenggarakan, misalnya acara pernikahan. Karena dengan datang langsung mereka mengangap itu sebagai hal yang lebih santun dalam menghargai hubungan kekerabatan yang telah dimiliki. Sementara generasi muda saat ini mungkin akan lebih memilih menggunakan media seperti hand phone karena lebih praktis.

Dalam hal ini Meyrowitz memiliki perspektif yang sama dalam memandang medium. Yang pertama bahwa medium sebagai saluran dalam penyampai pesan. Perspektif selanjutnya medium-as-language, bahwa medium yaitu bahasa itu sendiri. Media bias memunculkan berbagai reaksi yang berbeda baik dari pembuat pesan maupun penerima pesannya. Seperti halnya saat mahasiswa ingin menghubungi dosennya untuk menanyakan tugas. Banyakhal yang akan mereka pertimbangkan untuk memilih media komunikasi sepertiapa yang akan mereka gunakan. Apakah mengirim pesan singkat kepada dosen melalui sms atau jejaring social dinilai lebih sopan ataukah tidak jika dibandingkan dengan menelpon langsung? Bagaimana jika saat ditelpon dosen tersebut merasa terganggu dengan panggilan telpon dari nomer yang belum dikenal. Apakah pengunaan emotikon bisa kita pakai kapan saja? Ataukah susunan bahasa seperti apa yang dipandang etis untuk menanyakan tugas kepada dosen. Yang ketiga Meyrowitz mengatakan medium-as environment. Medium sebagai lingkungan atau dilihat dari segi konteks itu sendiri. Seperti contoh diatas ketika mahasiswa memilih untuk langsung menelpon dosen tentunya dia harus menyiapkan percakapan. Menentukan medium yang tepat untuk efektifitas komunikasi. Medium menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam proses komunikasi yang kita lakukan sehari hari.

 

Nasrullah, Rulli (2014). Teori dan Riset Media Siber. Jakarta. Kencana