Oleh:

Gabriella. S. Putri, S.Sosio.,M.Med.Kom

Bulan oktober lalu salah satu brand gerai kopi ternama di Indonesia yaitu Starbucks membuat suatu program kampanye yang ditujukan untuk meningkatkan awareness  perempuan tentang bahaya breast cancer. Starbucks bekerjasama dengan organisasi  nonprofit Love Pink untuk membuat suatu campaign yang tujuannya untuk edukasi kanker payudara  kepada perempuan di Indonesia, dengan  launching beberapa produk minuman yang mengusung tagline “pink”.  Starbucks juga gencar melakukan campaign promotion melalui media sosial, dengan memanfaatkan platform instagram dan Line mereka melakukan promosi secara viral dengan hastag #PinkVoice.

Selama satu bulan program #PinkVoice berjalan, respon dan antusias dari masyarakat cukup tinggi sehingga hasil dari penjualan produk yang diusung oleh starbucks juga sangat laris. Strategi yang dilakukan oleh starbucks cukup menarik dan simpel, karena mampu mengundang antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Cukup strategis karena starbucks menggunakan tools promosi dengan menjual produk minuman yang mengusung tagline pinkdrink seharga dua puluh lima ribu rupiah. Starbucks memang khusus me-launching beberapa minuman yang dijual untuk kampanye #PinkVoice ala starbucks. Tidak hanya sekedar menjual produk dengan harga promosi saja, tetapi juga pembeli diminta untuk mengunggah foto produk minuman pinkdrink di instagram dengan menuliskan tagline #pinkvoice. Adanya program kampanye yang memanfaatkan media sosial menciptakan viral sehingga semakin banyak orang yang mengunggah foto tersebut. Secara tidak langsung viral hastag tersebut akan mendongkrak penjualan, selain sebagai indikator kesuksesan dari kampanye #PinkVoice.

Ada beberapa strategi yang dapat dimanfaatkan sebagai tools dalam membangun brand loyalty suatu brand. Kedai kopi ternama ini mengusung konsep charity sebagai salah satu strategi branding,  Starbucks bekerja sama dengan organisasi Love Pink untuk membangun awareness konsumen tentang breastcancer. Meskipun sifatnya kampanye yang non profit oriented, starbucks tetap membuat suatu promosi untuk produk minuman tertentu dengan memberi potongan harga selama satu bulan. Hal tersebut dilakukan juga untuk menarik minat konsumen agar mau berpartisipasi dalam kampanye Love Pink, karena tidak dapat dipungkiri bahwa promosi dengan potongan harga akan men-trigger orang mencari tahu dan mencoba suatu produk.

Strategi yang dilakukan oleh Starbucks dengan kampanye “Pink Voice” terbukti mampu meningkatkan penjualan produk yang di-launching oleh starbucks. Selain itu, Starbucks mampu memanfaatkan momentum untuk menjaga brand loyalty melalui strategi charity campaign dengan menggandeng third party sebagai partner mereka.