Oleh : Dr. Kukuh Lukiyanto, S.T., M.M., M.T.

Saya sering mengikuti seminar motivasi dari motivator-motivator nasional maupun lokal. Menarik apa yang mereka sampaikan, cukup membuat peserta terbangun dari tidur panjang mereka. Semangat membara terpancar dari wajah mereka begitu keluar dari ruangan. Saya sendiri merasakan aura itu, terbayang bagaimana sekian tahun lagi akan bisa memiliki usaha yang sukses, jalan-jalan keluar negeri, punya mobil bagus dan sebagainya. Kalau isi otak mereka bisa diprint out, maka cerita yang muncul adalah kesuksesan. Dalam benak saya tiba-tiba muncul Jin berbusana Jawa seperti dalam iklan rokok di televise, dia meledek sambil bilang : “ Mimpiii…..”

Lha.. kok mimpi ? Yang terjadi memang demikian, kebanyakan motivator itu mengajarkan untuk berani bermimpi. Sayangnya tidak banyak diantara mereka yang mengajarkan bagaimana meraih mimpi, apalagi mengajarkan kesulitan meraih mimpi. Kalau ada yang mengajarkan maka itu akan menjadi sebuah sesi baru yang harus diikuti para peserta dengan mebayar kembali. Promonya, ada diskon bagi yang sudah pernah ikut, atau bonus buku dan CD panduan. Trus..kapan memulai usahanya ? Dalam masa menungu, semangat yang berkobar perlahan pudar, kabut tipis berupa  kesulitan yang tergambar mulai muncul menutup mimpi indah yang terbangun. Menoleh kekiri dan kanan yang ada hanya hambatan, realita yang ada berbeda dengan contoh-contoh orang besar yang didengar. Akhirnya tenggelam semua inpian indah tentang kesuksesan.

Fakta seperti  inilah yang banyak terjadi didunia nyata, orang terbuai oleh kata-kata indah dalam membangun mimpi menjadi sukses tanpa melihat kesulitan untuk mencapainya. Kesuksesan memang menjadi harapan semua orang, tetapi untuk meraih itu  perlu perjuangan yang berat. Berfikir sukses seperti orang lain tidak salah, belajar dari awal kehidupan mereka lebih membuat kita realistis meraih sukses. Kesalahan banyak orang adalah belajar dari kesuksesan yang sudah dicapai orang lain bukan bagaimana meraih kesuksesannya, Mimpi yang terbentuk adalah kesuksesan yang sama ingin dicapai. Mereka pikir sekali memulai akan berhasil seperti sang idola. Inilah proses berfikir instan. Kalau seperti ini, lagi-lagi Jin itu akan muncul dan berkata : “ Mimpiiii…..”.

Salam Sukses