Oleh: Diska Rahmita Gasti, S.Sn, M.Ds

Desain dan Media banyak sekali dikaitkan dalam berbagai bidang. Seakan-akan desain tanpa media seperti sayur yang kekurangan garam. Mengapa hal itu bisa terjadi? Saya akan mencoba menyampaikan sedikit pendapat saya mengenai kaitan relasi antara desain dan media dan bagaimana relasi itu bisa terjadi.

Sebelum membahas lebih banyak, saya sampaikan apa itu desain dan apa itu media secara singkat. Desain adalah sebuah kata yang memiliki banyak makna. Tanyakanlah kepada sekelompok mahasiswa magister desain yang berkumpul dalam kelas apa itu desain maka mereka akan memberikan banyak jawaban sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut saya, desain adalah sebuah proses atau kegiatan dalam merancang sesuatu atau hal yang hasilnya diharapkan mampu menunjang kehidupan manusia sekarang dan selanjutnya. Sedangkan media atau bisa juga disebut sebagai medium, adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi dalam hal ini adalah desain. Media juga bisa berarti bahan atau material. Sebelum munculnya mass media yang ada sekarang manusia menurut sejarahnya menggunakan bahasa lisan dalam berkomunikasi. Bahasa lisan berbentuk tutur yang bersifat mitologis. Mitos-mitos lisan yang pertama adalah “teori tentang dunia” yang dikenal sebagai kosmogonik, kisah-kisah ini memiliki fungsi dalam menjelaskan bagaimana dunia terbentuk dan peran apa yang diberikan kepada manusia dalam tatanan kosmologis yang ada.

Pada awal media berbentuk verbal dimana komunikasi yang digunakan adalah face-to-face, desain tidak memiliki pengaruh apa-apa. Tetapi kemudian ketika teknologi media mulai mengubah wajah media secara signifikan, maka desainpun ikut berubah. Seperti telah disebutkan diawal bahwa ketika Johann Gutenberg menemukan mesin cetak, maka desain sebagai produk telah memasuki alam pikiran manusia, dimana adanya pemikiran untuk memproduksi massal representasi-representasi dari kisah-kisah dan simbol mistis mulai berkembang. Ditambah munculnya media-media cetak lain seperti surat kabar memberikan pengaruh yang kuat pada perkembangan alam pikir manusia dimana berkembang metabudaya yang didasarkan atas kemelekhurufan, ketika gagasan mulai berkembang jauh dan meluas, melintasi batas-batas politik melalui media cetak. Desain sebagai praktis, dimana terjadi perkembangan yang cukup pesat terutama dalam bidang tipografi. Tipografi yang pada awalnya berupa bentuk hieroglif berupa gambar-gambar sebagai bentuk representasi bahasa verbal yang digunakan menjadi bentuk alphabet yang kita gunakan sekarang. Film sebagai revolusi besar dari produk visual sebelumnya yang hanya berupa gambar yang tidak bergerak (fotografi). Desain secara praktispun berubah dimana sebelumnya fotografi menjadi medium untuk mengingat orang, kejadian, dan benda-benda berubah menjadi adanya petanda dan penanda dalam film. Pada tingkat penanda, film adalah teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata. Sedangkan pada tingkat petanda, film merupakan cermin kehidupan metaforis. Televisi, sebagai sebuah media yang unik dimana media ini dianggap ikut memapankan budaya yang materialistik dan dangkal. Menurut Key (1989, p.13), tidak diragukan lagi bahwa televisi telah memberikan dampak pada perilaku manusia, tetapi begitu juga bentuk representasi lainnya (dari naskah religious yang tertulis pada keeping-keping tanah liat sampai ke novel sampul tipis (paperback). Loncatan yang cukup tajam dari desain adalah dengan ditemukannya komputer. Komputer dengan perangkat keras dan lunaknya, secara radikal mulai mengubah system dan cara berlangsungnya komunikasi massa yang berarti membentuk tatanan signifikasi budaya di hampir seluruh penjuru dunia. Sebuah komputer pribadi masa kini mampu menyimpan data yang setara dengan ribuan buku. Hampir setiap teks yang kita anggap bermakna atau berfungsi sudah dipindahkan ke system memori komputer. Teknologi cetak membuka kesempatan ditemukannya peradaban yang mendunia. Teknologi komputer membawa kemungkinan ini semakin dekat untuk direalisasikan. Ditambah lagi dengan adanya media internet yang membuka cakrawala berpikir pada pengamat. Informasi diseluruh dunia bisa digali dari sebuah layar mini. Sebuah bentuk komunikasi massa yang sangat spektakuler dengan nilai-nilai yang sangat informatif. Interaksi antar manusia pun semakin luas dan canggih. Terjadi perubahan yang relasi antara manusia dengan media dimana pembentukan budaya yang heterogen bisa menjadi homogen. Tidak hanya pencitraan tetapi sudah mengarah ke gengsi dan hiper-realitas dalam melakukan interaksi. Inilah yang dianggap merupakan puncak relasi antara manusia dengan media.

Dalam desain produk, media dapat diartikan sebagai bahan atau material yang digunakan dalam merealisasikan produk tersebut. Sebagai contoh, desain produk sebuah mobil dengan sistem hybrid. Karena menggunakan bahan bakar tertentu, tentunya tangki bensin mobil ini akan menggunakan bahan yang berbeda dari biasanya. Bisa juga dalam mobil ini dibuatkan sistem perintah suara untuk mempermudah pengguna, bahan yang digunakan juga harus berbeda mengingat mobil ini adalah mobil yang ramah lingkungan. Media dalam desain produk juga tidak bisa dipikirkan sembarangan. Dalam desain produk terdapat berbagai indikator penting dalam realisasi produk itu, berbagai faktor yang menciptakan produk itu berhasil secara nyata tentunya berhubungan erat dengan bahan atau media yang digunakan dalam pembuatannya.

Kesimpulannya, relasi antara desain dan media terjadi karena perkembangan kebutuhan komunikasi yang muncul dalam masyarakat. Komunikasi yang awalnya berjalan dengan dua orang mengalami pergeseran menjadi kemajemukan dalam berkomunikasi dan juga banyaknya orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut dan tidak hanya dua saja. Perkembangan ini dipengaruhi oleh banyaknya inovasi dalam desain sehingga mempengaruhi produk media itu sendiri.