Tujuan protokol concurrency control adalah untuk menjadwalkan transaksi sedemikian rupa sehingga dapat menghindar dari berbagai gangguan, dan juga mencegah tipe-tipe masalah yang digambarkan pada sesi sebelumnya. Satu solusi yang jelas adalah mengijinkan hanya satu transaksi yang berjalan dalam satu waktu. Satu transaksi berstatus commit sebelum transaksi berikutnya diijinkan mulai. Namun, tujuan dari DBMS multi user juga untuk memaksimalkan derajat concurrency atau paralelisme dalam sebuah sistem, sehingga transaksi yang dapat berjalan tanpa mengganggu satu sama lain dapat berjalan secara paralel. Contohnya, transaksi yang mengakses bagian berbeda pada database dapat dijadwalkan bersama tanpa gangguan. Dalam bagian ini, kita memeriksa serializability sebagai sebuah cara untuk membantu mengidentifikasi eksekusi transaksi tersebut yang dijamin untuk memastikan konsistensi. Pertama, kita beri beberapa definisi.

Schedule

Schedule adalah sebuah urutan dari operasi-operasi oleh satu set transaksi yang jalan bersamaan yang menjaga urutan operasi pada setiap transaksi individual ( Connolly, 2005, p580 ). Sebuah transaksi mencakup sebuah urutan operasi yang terdiri dari tindakan baca dan/atau tulis pada database, diikuti oleh sebuah tindakan commit atau abort. Sebuah schedule S terdiri dari sebuah urutan operasi dari sekumpulan n transaksi T1, T2, … Tn, bergantung pada constraint yang dilindungi oleh urutan operasi untuk setiap transaksi pada schedule tersebut. Jadi, untuk setiap transaksi Ti pada schedule S, urutan operasi pada Ti harus sama dengan schedule S. Serial Schedule adalah sebuah schedule di mana operasi dari setiap transaksi dijalankan secara berurutan tanpa adanya tarnsaksi yang mengganggu transaksi lainnya (Connolly, 2005, p580). NonSerial Schedule adalah sebuah schedule di mana operasi-operasi dari satu set concurrent transactions mengalami interleaved (Connolly, 2005, p580). Pada sebuah serial schedule, transaksi dijalankan pada serial order. Contohnya, jika kita mempunyai dua transaksi T1 dan T2, serial ordernya akan menjadi T1 diikuti oleh T2, atau T2 diikuti oleh T1. Lalu, pada eksekusi serial tidak ada interferensi antara transaksi, karena hanya satu transaksi yang berjalan pada satu waktu. Tujuan serializibility adalah untuk menemukan non serial schedule yang mengijinkan transaksi untuk berjalan secara bersamaan tanpa mengganggu satu sama lain, dan kemudian memproduksi sebuah state database yang dapat diproduksi oleh sebuah eksekusi serial. Jika sebuah set transaksi berjalan secara bersamaan, bisa dikatakan bahwa schedule (nonserial) adalah benar jika memproduksi hasil yang sama seperti beberapa eksekusi serial lainnya. Schedule seperti itu disebut serializable. Untuk mencegah inkonsistensi dari transaksi yang mengganggu satu sama lain, penting untuk menjamin serializability dari transaksi yang jalan bersamaan.

Pada serializability, urutan operasi baca dan tulis itu penting. Berikut ini hal – hal yang perlu diperhatikan:

  • Jika dua transaksi hanya membaca satu item data yang sama, dua transaksi tersebut tidak mengalami konflik dan urutan menjadi tidak penting.
  • Jika dua transaksi melakukan operasi membaca ataupun menulis pada item data yang berbeda, dua transaksi tersebut tidak mengalami konflik dan urutan menjadi tidak penting.
  • Jika satu transaksi menulis sebuah item data dan transaksi lain baik membaca ataupun menulis pada item data yang sama, maka urutan eksekusi itu menjadi penting.

Referensi :

Connolly T dan Begg C. (2005). Database Systems: A Practical Approach in Design, Implementation, and Management. Fourth Edition. Addison Wesley. Longman Inc., USA.