Menjadi pengusaha siapa yang tidak mencita-citakan ? Mungkin 90% dari kita yang bekerja diluar negeri termotivasi oleh hal ini, berangkat dari rumah dengan niat ingsun mencari modal usaha, tapi faktanya lebih banyak sebatas angan-angan. Hanya sedikit  yang bisa mewujudkan cita-citanya untuk memulai usaha, dan hanya segelintir yang bisa menjadi pengusaha sukses.

Apa yang salah sehingga begitu susah menjadi pengusaha, apakah karena keterbatasan pendidikan dan kemampuan sehingga banyak yang gagal? Pertanyaan ini terlalu sering ditanya dalam setiap sesi pelatihan kewirausahaan. Peryataan ini pula yang juga sering dijadikan kambing hitam ketika kita gagal dalam menjalankan usaha.

Para mentor kewirausahaan selalu mengatakan kegagalan adalah lompatan menuju keberhasilan, jangan menyerah oleh kegagalan. Dahlan Iskhan ( Jawa Pos Group ) sering mendoakan pengusaha pemula yang belum pernah gagal untuk menjadi gagal supaya bisa naik ke level yang lebih tinggi. Ciputra sebagai maestro kewirausahaan di Indonesia punya slogan sendiri “ gagal sepuluh kali bangkit sebelas kali “

Siapapun tentu tidak menginginkan kegagalan usaha, apalagi bagi yang bermodal pas-pasan. Pada posisi kita, dengan kepedihan hati dan susah payah harus meninggalkan keluarga untuk bekerja di luar negeri demi sebuah harapan bisa mengumpulkan modal usaha, tentu tidak menginginkan sebuah kegagalan.  Kegagalan adalah hantu yang menakutkan dan seakan menjadi kiamat kecil di dunia yang harus dan harus dihindari, meskipun kata para mentor tidak bisa dihindari.

Yang menjadi harapan kita adalah bagaimana kita bisa memulai usaha dan kalaupun harus gagal kita tidak gagal dilangkah pertama. Banyak kasus mereka yang terpuruk disebabkan kegagalan dilangkah pertama. Bagi mereka yang sudah melangkah jauh kegagalan bisa menjadi pelajaran untuk bangkit dan lebih maju, karena mereka sudah punya sumberdaya yang bisa dimanfaatkan kembali.

Banyaknya mengikuti seminar atau pelatihan kewirausahaan tidak menjamin keberhasilan kita, pengelolaan sumberdaya yang dimiliki dengan baik, strategi usaha yang sesuai dengan kondisi kita dan kehati-hatian adalah kunci utama menuju keberhasilan. Kalau kita cermati, dari ratusan bahkan ribuan peserta pelatihan kewirausahaan hanya satu dua orang  bisa berhasil.  Yang pasti berhasil adalah sang pembicara karena mereka semakin terkenal dan mendapatkan banyak order, sementara pesertanya hanya termotivasi untuk sementara waktu.

Kalau begitu untuk memulai usaha apakah kita tidak perlu belajar dari orang lain ? Tentu kita harus belajar kepada yang lebih dahulu berhasil, tetapi kata kuncinya kepada siapa kita harus belajar. Para pakar mengatakan belajar yang terbaik adalah kepada lingkungan atau kondisi terdekat dengan kita. Jadi  kita bisa belajar kepada orang yang sudah merasakan dan mengalami problema yang sama dengan kita. Mereka bisa  mengingatkan dan mencegah kita melakukan kesalahan yang sama dengan apa yang mereka pernah lakukan.

Boleh saja kita belajar dari pengusaha nasional, tetapi ingat pola pikir dan keadaan mereka sangat jauh berbeda dengan kita sebagai pemula, meskipun mereka mengatakan dulu juga memulai dari nol. Tapi perlu kita cermati, kondisi lingkungan saat ini berbeda dengan ketika para pengusaha nasional memulai usahanya.  Belajarlah kepada mereka yang tingkatan usahanya belum terlalu tinggi, disitu kita bisa belajar kondisi riil yang akan kita hadapi kalau kita memulai usaha. Kondisi lingkungan mereka relative sama dengan kita, tentu kesulitan mereka juga hampir sama dengan kita, galilah bagaimana mereka bisa melewati semua itu sampai menuju keberhasilan usahanya.

Salam Sukses