Feedback atau umpan balik merupakan hal yang lumrah diberikan setelah pebelajar melakukan sesuatu (biasanya mengerjakan kuis atau evaluasi), feedback yang umum digunakan adalah “Benar” atau “Salah”. Namun tahukah Anda besarnya dampak feedback yang Anda berikan kepada pebelajar? Feedback yang baik dan membangun akan meningkatkan pemahaman pebelajar terhadap materi, bahkan mereka akan termotivasi untuk terus belajar. Bukan berarti feedback “Benar/Salah” tersebut tidak baik, tetapi feedback tersebut tidak cukup membantu pebelajar dalam memahami materi yang ingin disampaikan karena jawaban benar tidak selalu menunjukkan tingkat pemahaman mereka.

Misalnya Anda sedang belajar membuat kue bolu dengan chef ternama, ketika Anda terlalu banyak memasukkan tepung dan menghasilkan kue yang keras, chef tersebut memberikan komentar “Kok bisa keras begini? Coba buat ulang!” Anda tentu akan merasa kecil hati dan enggan untuk meneruskan belajar membuat kue lagi. Bagaimana kalau pada kondisi tersebut, Anda diberikan komentar “Terlalu banyak tepung nih, pada kue selanjutnya coba dikurangi sekitar 50 gram ya” tentu akan terasa lebih enak didengar, selain itu Anda juga diberikan alasan atau letak kesalahannya dimana.

Dalam eLearning, feedback dapat diberikan melalui banyak cara; langsung saat itu juga (terimplementasi di dalam konten), email, atau bahkan video call. Feedback membutuhkan konteks belajar tertentu dimana mereka dapat mencoba berbagai pendekatan dan solusi, hingga mencapai hasil yang diinginkan. Feedback dalam pembelajaran jarak jauh menjadi kesempatan utama pebelajar mendapatkan interaksi dengan pengajar, oleh karena itu feedback jangan diabaikan ya.

Peranan Feedback

Feedback memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran online, diantaranya; edukatif, motivasi, apresiasi.

Feedback yang edukatif yaitu feedback yang mampu memberikan informasi dalam bentuk alasan “kenapa” pebelajar mampu menjawab dengan benar atau tidak menjawab dengan benar. Feedback sebaiknya diberikan dengan memberikan penjelasan yang baik, jangan berasumsi bahwa jawaban yang benar adalah hasil dari proses intelektual yang disengaja, jangan pula berpikir bahwa ketika pebelajar berhasil menjawab pertanyaan dengan benar berarti mereka telah sepenuhnya memahami materi yang disampaikan.

Feedback yang mampu meningkatkan motivasi pada pebelajar yang tidak dapat menjawab atau merespon sesuai keinginan. Sebagai instruksional desainer atau tutor, kita harus memberikan perhatian lebih kepada mereka, karena tugas kita tidak hanya meyakinkan mereka untuk mencoba menjawab lagi dengan benar tetapi juga mempersiapkan mereka saat menjawab pertanyaan selanjutnya, sehingga mereka belajar dengan baik. Pebelajar tersebut mungkin butuh mempelajari kembali beberapa bagian materi, sehingga pesan motivasi sangat diperlukan agar mereka tetap semangat untuk belajar.

Feedback yang apresiatif dengan pesan yang positif dan mampu mengapresiasi upaya apapun yang dilakukan oleh pebelajar. Tidak hanya memberitahu bahwa mereka telah selesai menyelesaikan suatu tantangan, tapi mereka juga harus merasa seperti pemenang. Kalimat memang penting, tapi intonasi juga tidak kalah berperan dalam memberikan apresiasi. Misalnya, feedback “Kamu berhasil menjawab semua pertanyaan dengan benar” tidak terdengar sangat apresiatif. Memberikan jawaban yang benar dan menyampaikan hasil yang baik pada sebuah tantangan biasanya lebih terhubung dengan interaksi yang tinggi daripada keberuntungan, jadi jangan menghiraukan sekecil apapun keberhasilan pebelajar dengan nada yang kurang tepat pada pesan feedback Anda ya.

Apa saja yang harus diperhatikan dalam memberikan feedback?

Menurut Robin Mason, feedback dapat dilakukan pada saat evaluasi formatif yang terintegrasi dengan materi maupun sumatif pada saat kuis ataupun asesmen. Adapun kunci dalam memberikan feedback yang baik diantaranya:

  1. Sebaiknya membandingkan kemampuan pebelajar saat itu dengan kemampuan yang diinginkan (atau tujuan belajar yang ingin dicapai)
  2. Menyediakan bimbingan atau menyertakan tanda pada komentar
  3. Diberikan pada waktu yang tepat
  4. Saran yang dapat digunakan dan dijelaskan dengan jelas
  5. Menambahkan masukan-masukan atau memberikan sumber bacaan yang dapat digunakan oleh pebelajar untuk memperkaya pengetahuan
  6. Feedback tersebut harus selaras dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Michael Allen menyebut feedback dalam eLearning lebih spesifik, yaitu intrinsic feedback dimana feedback yang diberikan tidak hanya terfokus untuk menjawab benar atau salah dan lulus tes, melainkan juga memastikan pebelajar mampu mengetahui apakah kinerja (performance) mereka sudah benar dan efektif atau salah dan tidak efektif.

Misalnya, Anda meminta pebelajar untuk menentukan satu dari tiga pilihan jawaban dalam menghadapi komplain dari pembeli. Jawaban yang tepat akan memperlihatkan pembeli yang senang. namun apabila jawaban mereka salah, pembeli akan menunjukkan ekspresi tidak senang bahkan mengajukan komplain ke atasan Anda.

Feedback jenis ini dianggap lebih efektif karena dapat membantu pebelajar untuk fokus pada hal-hal yang penting seperti dampak atau konsekuensi dari tindakan mereka, tidak hanya jawaban mereka yang benar atau salah.

Jadi, feedback yang baik dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan apabila digunakan secara maksimal pada materi belajar baik itu di dalam kelas maupun kelas online, akan mungkin meningkatkan efektivitas proses pembelajaran. Gunakanlah feedback yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran Anda ya.

Referensi:
Michael Allen’s Guide to e-Learning
Elearning: Key Concepts, Robin Mason, Frank Rennie, 2006
9 Tips Give Receive eLearning Feedback
Art Giving Feedback in eLearning
eLearning Feedback Power
Creating Effective Feedback for eLearning
Photo by Charles ?? on Unsplash