Ketika mendengar judul karya ini, mungkin pemikiran kita langsung tertuju pada proses kegiatan daur ulang yang dimana kegiatan ini dilakukan untuk memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai atau bisa disebut sampah yang diolah sedemikian rupa agar menjadi barang baru yang mempunyai nilai tersendiri.

Karya ini merupakan merupakan implementasi dari proses experimental cukup panjang dari sang seniman yaitu Agung Pramudya Wijaya yang lebih dikenal dengan sebutan Agung Pecunk. Idenya berangkat dari kegelisahannya akan limbah botol kaca yang berserakan di sekitar tempat tinggalnya. Agung Pecunk  memulai proses experimental ini ketika dia menjalani studi pasca sarjananya di Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) dengan fokus studi pada penciptaan alat seni musik pertunjukan. Selain itu Agung Pecunk ini adalah seorang musisi band indie terkenal dari kota Bandung di era tahun 90an, maka dari itu talenta yang dipresentasikan oleh Agung Pecunk ini tidak jauh dari bidang seni musik yang biasanya menghasilkan suara nan syahdu.

Inspirasi Agung Pecunk dalam proses penciptaan karya ini berangkat dari isyarat atau quote Darmanto Yatman bahwa kreatifitas itu pada dasarnya merupakan kebebasan dalam berfikir (freedom of mind) keberanian (courage) dan keluwesan (flexibillity) dalam bersikap.

Karya “Sound Of Waste” ini antara lain adalah ; Gestol (Gesek Botol), Gitol (Gitar Botol), dan Karintol (Karinding Botol), yang semuanya terbuat dari limbah daur ulang botol kaca.

 

GESTOL (Gesek Botol)

Alat musik elektrik yang memainkannya dengan cara digesek senarnya, namun untuk bisa menciptakan suara lain bisa juga dimainkan dengan cara dipukul di bagian botolnya, tangkai bambunya, atau senarnya baik menggunakan tangan kosong atau bisa saja menggunakan sumpit kayu bekas. Untuk menghasilkan suara-suara yang unik, gestol dimainkan dengan bantuan efek suara digital. Gestol adalah alat musik utama yang menjadi andalan Agung Pecunk sebagai pencipta atau penggagas karya ini. Gestol dibuat dari limbah botol kaca, untuk bagian badannya. Limbah bambu pada bagian lehernya, dan senarnya menggunakan kawat bekas rem kopling sepeda motor. Karena badan gestol di buat dari kaca maka ketika kita memukulnya akan menghasilkan suara “ting” yang khas.

 

 

GITOL (Gitar Botol)

Alat musik petik bernada berupa gitar yang menggunakan limbah botol kaca untuk bagian badannya. Gitol adalah gitar elektrik dan senar dengan skala ukuran Ukulele dan ruang resonator berbahan kaca sehingga menghasilkan karakter suara yang unik dan belum pernah ada sebelumnya.

 

 

KARINTOL (Karinding Botol)

Alat musik yang terinspirasi dari alat musik tradisional sunda yaitu karinding. Prinsip alat musik karinding diadopsikan ke dalam karya ini, yaitu dari bilah bambu yang menghasilkan bunyi saat disentuh. Mekanismenya adalah bilah bambu yang bergetar saat disentuh akan menghasilkan bunyi akibat getaran yang bersentuhan dengan botol kaca yang sudah dipotong sebagai ruang resenator dan akan menghasilkan warna musik yang berbeda bila lubang resonator dibuka atau ditutup. Karintol memberikan bunyi baru yang unik karena ruang resonator terbuat dari bahan kaca.

 

Karya kreatif ini memiliki daya rangsang yang kuat untuk dinikmati karena memiliki kekuatan auditif yang menyampaikan keindahan musikal, serta pewacanaan yang akurat dalam merespon isu limbah melalui pendekatan musikal.

 

– Dini Cinda Kirana –