BANDUNG, KabarKampus – Kurang lebih tiga tahun Binus University hadir di Kota Bandung. Kehadiran kampus yang berada di kawasan  Paskal Hyper Square ini ingin mendorong ekosistem teknologi kreatif dan entrepreneurship di Indonesia.

Salah satunya adalah menghadirkan Program Studi yang sesuai dengan sub sektor ekonomi kreatif Indonesia. Prodi yang dimiliki Binus Bandung yaitu Prodi Creativepreuneur, Informatic, Interior Design, dan Visual Communication Design.

Menurut Andreas Chang, Rektor Binus Bandung, keberadaannya mereka di Bandung didasari keinginan untuk menjawab kebutuhan Sumber Daya Manusia berkualitas disektor industri kreatif berbasiskan teknologi. Namun tidak hanya menyiapkan Prodi saja, mereka juga menyediakan fasilitas pembelajaran, bahan ajar, pendagogi, metoda dan pola yang memungkinkan mahasiswa bersaing di abad 21 ini.

“Untuk sukses di abad 21 ini diperlukan keterampilan abad 21, karena tuntutan zaman telah berubah,” kata Rektor, di Kampus Binus Bandung, Rabu, (20/03/2019).

Ia menjelaskan, berdasarkan data forum ekonomi dunia, ada sejumlah keterampilan yang diperlukan pada tahun 2020. Kemampuan tersebut diantaranya terampil untuk memecahkan masalah yang komplek, berpikir kritis, kreativitas, keterampilan mengelola insani, berkoordinasi dan sebagainya.

“Oleh karenanya kampus Bandung ini hadir memastikan mahasiswanya memiliki keterampilan abad 21,” ungkap Chang.

Untuk mewujudkan hal tersebut, tambah Chang, mereka memiliki program 2 + 1 + 1.

Melalui program tersebut, mahasiswa akan menjalankan kuliah di Binus Bandung 2 tahun, 1 tahun menjalankan kuliah di Binus Jakarta atau Malang dan 1 tahun memberi kesempatan mahasiswa menjadi tenaga professional di Industri lewat magang, penelitian, pengabdian masyarakat atau kuliah ke luar negeri.

“Program ini disiapkan bagi mahasiswa Binus Bandung untuk mendapatkan pengalaman belajar multi kampus,  dan pengalaman professional di luar kampus,” ungkapnya.

Selain itu tambah Rektor, untuk memperkuat capaian itu juga, mereka menerapkan cara belajar filipped classroom, filed trips, living laboratory, dan sebagainya. Cara ini agar mahasiswa memiliki hard skill dan softskill berimbang, sehingga siap menghadapi pesaingan global.

Angkat Budaya Sunda

Di mana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Begitulah Binus Bandung, mereka tak melepaskan nilai-nilai lokal yang ada di Jawa Barat di sejumlah mata kuliahnya. Kehadiran mereka di Bandung juga ingin mengakat nilai-nilai luhur yang ada di Jawa Barat.

Menurut Dr. Johan M. Kerta, S.Kom., M.M, Wakil Rektor bidang Akademik, Bandung memiliki banyak filosofi Kesundaan. Sehingga mereka memasukkannya pada mata kuliah yang ada.

Hasilnya, kata Johan, nilai-nilai lokal tersebut diaplikasikan menjadi suatu produk. Salah satunya adalah aplikasi angklung. Kemudian, mereka juga membuat aplikasi dengan kalimat pembuka sampurasun, yang merupakan kalimat pembuka orang Sunda.

Selain itu, mereka juga tambah Johan, mendorong agar nama produk yang dihasilkan mengedepankan nama-nama Sunda. Begitu juga dengan “packaging” produk, mereka juga memasukkan unsur Jawa Barat.

“Jadi memang kami mau memberikan ciri khas ini pada produk yang dihasilkan anak Binus,” tutup Johan.

 

Hadir di Bandung, Binus University Ingin Bangun Ekosistem Teknologi Kreatif