Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, baik secara psikologis, emosional (persepsi) maupun dimensional. Manusia berada dalam ruang, bergerak serta menghayati, berfikir dan mencuptakan ruang untuk menyatakan bentuk dunianya.

Pengertian RUANG
Ruang, pada dasarnya terjadi karena adanya hubungan sebuah obyek dan manusia yang melihatnya sekaligus merasakannya, dimana hubungan itu awalnya ditentukan oleh penglihatan. Tetapi dengan tinjauan lebih jauh, hubungan itu Juga dipengaruhi oleh proses yang terjadi pada indera lainnya yaitu penciuman, pendengaran dan perabaan. Ruang yang sama dapat terasa berbeda karena adanya pengaruh hujan, angin, sinar matahari dan sebagainya. Secara harfiah, ruang (space) berasal dari Bahasa Latin “Spatium” yang berarti ruangan atau luas (extent). Dalam Bahasa Yunani dapat diartikan sebagai tempat (“Topos”) dan lokasi (“Choros”) yang berarti ruang memiliki kualitas tiga dimensi.

Ruang dapat terbagi menjadi beberapa tipologi.

  1. Ruang nyata dan ruang maya.

Ruang nyata adalah ruang yang secara nyata dibatasi oleh bidang-bidang sebagai unsur pembentuk ruang, yaitu bidang alas/lantai, bidang dinding/pembatas Sisi dan bidang langit-langit/atap. Contoh ruang nyata adalah ruang-ruang yang berada di dalam bangunan. Sedangkan ruang maya adalah ruang yang terbentuk tanpa adanya batas fisik yang nyata pada ketiga bidang tersebut. Contoh yang terjadi pada kehidupan sehari-hari antara lain tikar yang dihamparkan di atas sebuah taman, seseorang yang berjalan di bawah payung saat hujan, pantulan bayangan seseorang pada dinding, kumpulan orang-orang yang berkerumun di sekeliling objek di lapangan terbuka dan sebagainya.

 

  1. Ruang luar dan ruang dalam

Ruang luar disebut eksterior dan ruang dalam disebut interior. Walaupun berbeda, tapi adakalanya ruang luar dan ruang dalam tidak dapat dipisahkan secara jelas, jika dalam pengelolaan desain dan penataan elemen-elemen desainnya tidak menggunakan pembatas dengan tegas. Pada

umumnya ruang dalam (interior) memiliki pembatas tiga elemen pembentuk ruang, yaitu lantai, dinding dan langit-langit. Tetapi pada kondisi tertentu ketiga bidang tersebut sulit dibedakan karena pada bangunan dengan konstruksi shell (cangkang), bangunan gua karena atap dan dinding menjadi satu.

  1. Ruang positif dan ruang negatif.

Ruang luar (eksterior) (Alexander et al,1977) terdiri atas ruang positif dan ruang negatif. Ruang positif adalah ruang yang dalam penataan elemennya memusat ke dalam. Ruang positif mempunyai batas yang pasti dan jelas, dapat dirasakan dan dapat diukur dengan seksama. Sedangkan ruang negatif adalah ruang yang menyebar atau meluas dari pusat ke luar. Ruang negatif tidak mempunyai bentuk yang jelas, sulit dibayangkan dan keberadaannya sulit dirasakan.

Dalam buku Public-Space – Urban Space, ruang positif dibagi menjadi dua jenis yaitu :

  • Street adalah ruang terbuka publik yang bersifat dinamik dan mempunyai kuantitas perpindahan yang lebih tinggi. Contohnya antara lain : road, path, avenue, lanes, boulevard, alleys dan malls.
  • Squares adalah ruang bertipe statis dimana orang lebih sering berdiam Diri dalam waktu lama di ruang terbuka tersebut. Contohnya antara lain : plazas, circuses, piazzas, places, courts.

Dalam proses terbentuknya sebuah ruang, terdapat faktor-faktor yang turut mempengaruhi, yaitu :

  1. Dimensi
  2. Wujud
  3. Konfigurasi
  4. Permukaan
  5. Sisi bidang, dan
  6. Bukaan

Secara fisik, ruang dibatasi dan dibentuk oleh bidang alas, bidang dinding dan bidang langit-langit. Tetapi suatu ruang tidak hanya memiliki bentuk secara fisik saja melainkan juga memiliki kualitas ruang. Kualitas ruang ditentukan oleh faktor-faktor yang disebut juga dengan faktor penentu keterangkuman ruang. Hasil dari faktor-faktor penentu keterangkuman ruang adalah kualitas ruang yang dihasilkan. Elemen dari kualitas ruang antara lain adalah :

  1. Proporsi
  2. Skala
  3. Bentuk
  4. Warna
  5. Tekstur
  6. Pola
  7. Tingkat ketertutupan
  8. Cahaya, dan
  9. Pandangan

Dengan memperhatikan elemen kualitas ruang tersebut, maka seorang desainer memiliki referensi dalam eksekusi pemilihan elemen-elemen desain yang seperti apa untuk menghasilkan ruang yang dapat berfungsi secara optimal serta memenuhi aspek-aspek fungsional, estetika dan lingkungan.