Di dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari Kita sering mempraktikan negosiasi. Lalu pentingkah Kita mempelajari teknik negosiasi? Mengetahui teknik negosiasi, meskipun merupakan hal mendasar, dapat membantu Kita dalam mencapai kesepakatan dengan partai lawan Kita. Namun, negosiasi sendiri sering diartikan bagaimana caranya mencapai apa yang diinginkan atau kehendaki; sebagai contoh, bagaimana caranya agar Anda dapat membeli barang atau servis murah dan berkualitas baik atau dapat menjual barang atau servis yang mahal namun tetap dapat laku terjual. Meskipun hal tersebut tidak disalahkan, definisi negosiasi sendiri berbeda dari mendapat benefit sebesar-besarnya; melainkan condong ke bagaimana negosiasi bisa mengantarkan Kita dan lawan negosiasi Kita ke sebuah kesepakatan dan kesepakatan tersebut dapat diimplementasikan dengan baik. Dalam berbisnis pun, negosiasi tidak dapat terhindarkan oleh wirausahawan. Wirausahawan akan terus menghadapi proses negosiasi dengan siapapun yang akan bersinggungan dengan mereka.

Apabila diteliti lebih dalam lagi, ilmu negosiasi mempunyai tujuh elemen yang patut untuk diperhatikan apabila Kita menghadapi sebuah proses negosiasi. Tujuh elemen tersebut adalah: interest, legitimacy, relationships, alternatives, options, commitments, dan communication. Tujuh elemen tersebut menunjukkan bahwa bukan hanya sekedar keinginan Kita saja yang harus diutamakan, tapi juga komunikasi dan hubungan interpersonal.

Banyak juga masyarakat memandang negosiasi hanya mengenai win-lose situation, di mana salah satu pihak kalah dan yang lainnya menang. Di dalam ilmu negosiasi hal ini disebut distributive negotiation. Padahal, Kita dapat merubah situasi menang dan kalah menjadi situasi menang dan menang (win-win solution). Sebagai contoh, Anda dapat meminta harga lebih murah kepada pemasok dengan catatan Anda membuat kesepakatan dengannya bahwa Anda akan selalu membeli produk dari sang pemasok di masa depan. Teknik seperti ini adalah salah satu contoh negosiasi yang dapat menciptakan hubungan kerjasama yang berkelanjutan. Karena sebagai pengusaha tentunya kita juga ingin menjalin hubungan kerja sama yang berkelanjutan untuk jangka waktu yang lama, tidak hanya hubungan yang bersifat transaksional saja.