TEMPO.COJakarta – Mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) dan Universitas Bina Nusantara (Binus) mengembangkan aplikasi pesan makanan di kantin kampus, FoodOn Reservation.

Lead Developer Student Clubs (DSC) Universitas Bina Nusantara (Binus) Naufal Prakoso mengatakan aplikasi ini berawal dari ide lima teman Binus-nya yang ada di Universitas Prasetiya Mulya.

“Mereka ingin mengembangkan aplikasi FoodOn dalam rangka memenuhi pelajaran Business Creation dan Business Development. Aplikasi ini dikembangkan bersama dua teman saya, yaitu Ando dan Aldo selaku pengembang awal aplikasi, serta empat mahasiswa Prasmul selaku pemilik idei, yaitu Peter, Anthony, Stella, dan Hans sejak September 2018,” ujar Naufal, dalam keterangannya, akhir pekan lalu.

FoodOn Reservation adalah sebuah aplikasi pemesanan makanan melalui tiga proses utama; pemesanan, pembuatan, dan pengambilan makanan. FoodOn Reservation juga menjadi solusi dalam pengelolaan pemesanan makanan yang menumpuk secara bersamaan saat jam istirahat.

Aplikasi ini membantu pihak restoran untuk menjual makanan yang belum habis terjual melalui pemberian informasi potongan harga di website Food On, sehingga restoran akan mampu meminimalisir kerugian serta makanan yang terbuang.

“Saat ini aplikasi FoodOn Reservation baru digunakan di area kampus Universitas Prasetiya Mulya dan The Breeze, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa aplikasi tersebut dapat digunakan di kampus-kampus lain,” kata Naufal.

Beberapa kampus dan perkantoran, Naufal melanjutkan, sudah ada yang tertarik, tapi dia dan tim masih menyiapkan sistem dan pengembangan baru. Aplikasi ini secara penuh beroperasi di Universitas Prasmul dan dikepalai oleh Peter selaku mahasiswa Prasmul.

Aplikasi FoodOn Reservation juga dapat digunakan dalam tampilan mobile dan desktop. Aplikasi ini sudah tersedia di Google Play Store.

Naufal mulai menyukai programming sejak SMP, tapi baru mempelajari secara serius saat duduk di bangku SMA. “Saat itu saya dan teman-teman membuat aplikasi kalkulator fisika yang berisi soal latihan beserta fitur untuk mengkalkulasikan rumus-rumus fisika secara otomatis,” kata Naufal yang menjadi Lead Developer Student Clubs (DSC) Binus sejak Desember 2017.

Sebelum menjadi Lead DSC Binus sejak Desember 2017, Naufal pernah menjadi Fasilitator di Indonesia Android Kejar (IAK). Dengan dibantu oleh teman-teman DSC Core Team Binus, Naufal berhasil mengadakan berbagai kegiatan mengenai developer dan Android di kampusnya. Dia juga berkesempatan hadir dalam gelaran Google I/O 2019 Mei lalu di San Fransisco, Amerika Serikat.

“Selain belajar dan mengembangkan potensi diri terhadap hard-skill dan soft-skill di DSC Binus, mahasiswa juga dituntut untuk menciptakan aplikasi solutif yang dapat memecahkan permasalahan di sekitarnya,” tutur Naufal.

Hingga kini jumlah mahasiswa yang tergabung di DSC Binus ada 750 orang. Naufal sebagai Lead DSC memiliki tanggung jawab untuk berbagi informasi, pengetahuan, dan pengalaman mengenai Android. Di DSC, para mahasiswa juga belajar mengenai Android App Development, Cloud, Website, Machine Learning, dan lainnya.