Mountain View – Bisa datang ke Google I/O adalah impian bagi developer di penjuru dunia karena ada banyak ilmu yang bisa ditimba di sana. Tak heran kesempatan macam itu pun disambut antusias tiga developer mahasiswa Indonesia ini.

Tiga developer mahasiswa Indonesia itu ditemui detikINET di sela-sela Google I/O 2019 di Shoreline Amphitheatre, Mountain View, Amerika Serikat. Mereka bisa hadir langsung di hajatan akbar Google itu berkat keterlibatan di program Developers Student School (DSC) yang diinisiasi oleh Google Developers.

Sebagai informasi, DSC ini merupakan program komunitas untuk membantu mahasiswa membangun keterampilan dalam dunia IT, seperti pengembangan Website, Mobile Apps, Cloud, Machine Learning, dan masih banyak lagi. Singkat cerita, Google membatu para mahasiswa untuk mengembangkan diri, serta bisa memecahkan permasalahan dengan teknologi.

Ketiga developer asal Indonesia yang berkesempatan hadir langsung di Google I/O 2019 ini adalah Naufal Prakoso DSC Lead Binus University, Deni Rohimat DSC Universitas Widyatama, dan Muhammad Isfhani Ghiath DSC Lead STT Terpadu Nurul Fikri. Baru kali ini pula ketiganya terbang ke Amerika Serikat.

“Kita punya agenda tiap minggu sampai tiap bulan membuat seminar untuk sharing dengan teman-teman di kampus, baik tentang Android, Web Design, sampai eksplorasi berkenaan teknologi modernnya Google. Pada dasarnya, apa yang dipelajari di universitas itu berbeda, ada gap di antara itu. Jadi, DSC hadir untuk membantu teman-teman tentang teknologi saat ini,” tutur Isfhani.

Di Indonesia sendiri, disampaikan Isfhani, ada 60 DSC lead dari 24 kota Tanah Air. Tak semuanya berangkat ke Google I/O, karena Google hanya memilih berdasarkan kontribusi mereka di masing-masing kampus.

“Tergantung kontribusi apa yang kita lakukan selama ini. DSC ini sudah satu periode, kita banyak melakukan kontribusi seperti menggelar agenda, sharing, membuat hackathon, workshop, codelabs di masing-masing kampus. Jadi, indikator tersebut yang membuat kita dapat terbang ke Amerika Serikat menghadiri Google I/O 2019 mewakili DSC lead di Indonesia,” ungkap Isfhani.

Google I/O yang biasanya mereka lihat lewat live streaming, kini hadir langsung di depan mata. Bisa menyerap ilmu langsung tak ayal bikin mereka amat gembira.

“Ini merupakan salah salah satu event terbesar di dunia. Ini salah satu impian saya dari dulu. Dulu biasanya nonton live streaming, sekarang menyaksikan langsung,” ujar Naufal.

“Dari 2012 saya selalu nonton Google I/O, sekarang nggak nyangka banget bisa hadir di sini. Senang banget, nggak bisa diungkapkan lagi,” ucap Deni.

“Ini sangat luar biasa, apa yang kita pelajari di sini, kita berhadap bawa kembali ke Indonesia, berbagi dengan teman-teman lainnya tentang apa yang dipelajari selama ini,” kata Isfhani.

Kesempatan ini tak disia-siakan oleh ketiga developer RI. Misalnya, Naufal menjajal Sandbox yang berisikan teknologi terbaru yang dilahirkan oleh Google dan bisa mencobanya langsung. Sedangkan Isfhani tertarik menjajal Stadia yang belum lama ini diperkenalkan oleh Google.

Pengalaman berharga tiga hari digelarnya Google/O 2019, sekaligus menyambangi markas perusahaan teknologi tersebut, tak mau mereka sia-siakan. Ketiga developer Indonesia ini berkomitmen untuk berbagi ilmu setibanya di Tanah Air.

“Dari apa yang kita dapatkan akan kita share ke teman-teman developers lainnya di kampus masing-masing. Teknologi yang di sini pasti revelan dengan Indonesia, karena Indonesia ini salah satu sifatnya itu mobile first, jadi banyak teknologi yang bisa dieksplorasi,” kata Naufal.

“Balik lagi ke Indonesia, ke kota masing-masing. Saya di Bandung, bakal ngadain event recap Google I/O. Yang pasti, satu bulan ke dapan bakal ngadain event, itu berguna banget untuk developers setempat, karena beberapa dari kita ada datang langsung ke sana (Google I/O), gimana hebatnya di sini,” timpal Deni.

(agt/krs)

https://inet.detik.com/cyberlife/d-4545250/kala-developer-mahasiswa-indonesia-menimba-ilmu-di-hajatan-google-io

https://inet.detik.com/cyberlife/d-4545250/kala-developer-mahasiswa-indonesia-menimba-ilmu-di-hajatan-google-io