Komitmen raksasa teknologi Apple untuk berinvestasi dan membangun pusat inovasi di Indonesia memang belum terlihat batang hidungnya, dan masih malu-malu untuk tampil ke publik di tengah janji memenuhi regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Tetapi ada sedikit langkah yang mereka perlihatkan pada hari ini, Rabu (16/8), melalui sebuah program kerja sama antara Apple dan Binus University. Apple menggandeng Binus yang berlokasi di Alam Sutera, Tangerang, untuk menjalankan iOS Foundation Program. Seperti namanya, ini adalah program pengembangan aplikasi berbasis iOS yang merupakan purwarupa dari pusat inovasi yang nantinya akan segera dibuka di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. “Jadi, di sini mereka membuat prototype dari pusat inovasi, jadi membuat percontohan. Nanti orang-orangnya akan dibawa ke sana. Kalau pusat inovasinya sudah dibuka, jadi langsung ada orang-orangnya yang sudah disiapkan dari sini untuk develop di sana,” ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Suryawirawan, di kampus Binus Alam Sutera, Tangerang, Rabu (16/8). Kedatangan Putu dalam acara perkenalan program ini adalah sebagai bagian dari pemantauan Kemenperin terhadap perkembangan komitmen investasi Apple di Indonesia bernilai 44 juta dolar AS atau setara Rp 588 miliar untuk tiga tahun. Putu mengatakan, Apple akan membangun tiga pusat inovasi di Indonesia yang bangunan pertamanya akan bertempat di BSD dan akan segera dibuka dalam waktu satu sampai dua bulan. Sementara pusat riset kedua dan ketiganya sampai saat ini belum diketahui bakal dibuka kapan dan di mana.
Para pengembang aplikasi iOS di program bersama Binus nantinya bakal mendapat kesempatan untuk bergabung ke pusat inovasi Apple tersebut. Bagi yang bukan mahasiswa Binus tak perlu bersedih, karena program ini juga bakal dibuka untuk semua orang ke depannya. “Inovasi itu ‘kan bukan cuma tool tapi juga sistem metodologi. Nah, itu Apple cocok sama Binus, karena kami punya semangat yang sama. Di sini namanya iOS Foundation Program, nantinya akan dibesarkan di pusat inovasi Apple dan Binus juga akan bantu mengelola itu. Bukan hanya untuk mahasiswa Binus, tapi juga semua anak muda nantinya,” jelas Rektor Binus University, Harjanto Prabowo. Untuk saat ini, sudah ada 2 batch yang bergabung dalam program ini dan masing-masing tim berisi 30 orang. Menurut Harjanto, program ini sudah berjalan 2 bulan dan sudah ada sekitar 8 aplikasi yang dihasilkan. Salah satu aplikasi iOS yang dikembangkan dari program ini adalah SAFE (Simplified Access For Emergency), sebuah aplikasi yang mempermudah pengguna untuk menghubungi layanan publik darurat seperti rumah sakit atau pemadam kebakaran.
Jelvin (20) dan Christian (19) adalah salah dua yang menggarap aplikasi tersebut yang diklaim dikerjakan dalam waktu 20 hari. “Kami banyak belajar berkat program ini, seperti bahasa ‘swift’. Ada satu mentor dari Apple Hong Kong yang datang untuk membimbing kami di awal,” kata Jelvin, saat ditemui di tempat yang sama. Selama bergabung di iOS Foundation Program, para peserta mendapatkan pinjaman laptop MacBook Pro dan iPhone 7. Meski pusat inovasi Apple sudah dibuka nantinya, program ini masih akan terus berjalan untuk terus menjaring pengembang-pengembang aplikasi iOS yang memiliki potensi.