VIVA.co.id – Mahasiswa Bina Nusantara (Binus) University, Jakarta kembali menghadirkan inovasi terbaru. Kali ini mahasiswa Binus menciptakan robot mirip manusia yang cerdas (intelligent humanoid robot). Temuan itu makin menambah deret karya mahasiwa Binus yang menjadi perhatian. Sebelumnya, mahasiwa Binus juga sempat menjadi perbincangan usai penemuan kursi roda yang dapat dikendalikan oleh otak manusia.

Ketiga mahasiwa Binus yang menciptakan robot itu yaitu Reinhard Lazuardi Kuwandy (22 tahun), Oey Kevin Wijaya (22 tahun), dan Christian Tarunajaya (22 tahun). Inovasi kecerdasan robot humanoidini mereka lahirkan saat membuat tugas akhir kuliah.

“Awalnya kita bingung juga soal penamaannya. Tapi, akhirnya mengambil nama Baymax dari karakter film Big Hero 6. Bimax itu singkatan dari Binus dan maksimum. Kita berharap bisa menampilkan performa yang maksimum dalam perjalanan kita,” ujar Christian di Big Board Meeting Room, Kampus Anggrek Binus University, Kebon Jeruk, Jakarta, Jumat 4 Maret 2016.

Setidaknya, ketiga mahasiswa dari jurusan komputer sains tersebut membutuhkan waktu lima bulan untuk menuntaskan robot Bimax ini. Hal itu dikarenakan, komponennya yang semuannya impor dan tidak adanya jurnal-jurnal mengenai robot humanoid di Indonesia.

“Di Indonesia itu banyak keterbatasannya mulai dari ilmu pengetahuan, dokumentasi robot, teknologi pengenalan wajah, dan jurnal-jurnal yang ada di kita juga kurang. Kita banyak mencari sumber dari luar negeri,” tuturnya.

Menariknya lagi, Bimax merupakan diklaim sebagai robot paling istimewa dan paling canggih hasil buatan Indonesia untuk saat ini. Sebab, Bimax dapat mampu mengenal wajah seseorang, bahkan memahami Bahasa Indonesia dan meresponsnya dengan bahasa yang sama juga. Selain dapat mengenal wajah seseorang dan merespons dalam Bahasa Indonesia, Bimax juga punya kelebihan lainnya, yaitu bercerita, memberikan salam, dan memainkan musik.

Ketiga mahasiwa Binus mengaku mengkreasi robot humanoid ini untuk berinteraksi manusia.

“Robot ini kita ciptakan untuk berinteraksi dengan manusia dan nantinya kita ingin robot ini menyerupai manusia,” kata Christian.

Untuk saat ini, Bimax baru ‘dipoles’ tahap awal dan belum beroperasi secara sempurna dengan baik. Maka dari itu, robot humanoid ini akan terus dilanjutkan dan dikembangkan lagi oleh mahasiswa Binus lainnya, agar dapat menyempurnakan dan dikomersilkan dalam tiga tahun ke depan.

Reinhard menjelaskan, penemuan robot ini diharapkan dapat membantu pekerjaan manusia, khususnya di bidang pendidikan dan hiburan. Dia mengatakan manusia mempunyai batasan tenaga dalam mengerjakan sesuatu dan Bimax dirancang untuk membantu pekerjaan manusia.

“Robot ini dirancang untuk jangka panjang, dalam tiga tahun ke depan. Nanti akan ada penyempurnaan lagi. Ini merupakan langkah awal untuk ke arah yang lebih baik lagi,” ucapnya.

Dalam pengembangan Bimax, ketiga mahasiwa Binus ini mendapatkan dana hibah dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

“Pengembangan robot humanoid ini kita dapat dana hibah Ristek Insentif Sistem Inovasi Nasional dari pemerintah sekitar Rp100 juta. Untuk membuat robot ini saja, kita habiskan Rp55 juta untuk perangkatnya saja, belum termasuk software,” tandas Widodo Budiharto, dosen pembimbing ketiga mahasiswa Binus ini.

Sumber:
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/743900-robot-humanoid-mahasiswa-binus-ini-cakap-berbahasa-indonesia