“Perusahaan asal Swedia: Sweco, memperkenalkan konsep kota pintar yang telah digunakan sejumlah negara maju kepada BINUSIAN”

Menuju ke sebuah kota megapolitan, Jakarta tengah berbenah. Sejumlah infrastruktur baru dibangun, sebut saja: Mass Rapid Transportation (MRT), Monorail, dan revitalisasi waduk-waduk yang ada di Jakarta. Menuju ke sebuah megapolitan di zaman dimana teknologi berkembang pesat disemua sektor kehidupan, dibutuhkan sebuah sistem yang mengintegerasikan semua teknologi yang ada agar dapat saling bersinergi. Sistem yang dimaksudkan disini adalah sistem informasi terpadu yang saling mendukung kerja semua infrastruktur yang ada di Jakarta, sehingga Jakarta dapat menjadi sebuah kota megapolitan yang tidak sekedar megah belaka, namun juga pintar.

Konsep kota pintar yang lebih dikenal dunia dengan nama ‘Smart City’, digagas oleh sebuah perusahaan asal Swedia: Sweco. Sweco adalah sebuah perusahaan yang mendedikasikan segala upaya mereka untuk menjadikan tempat-tempat ataupun lingkungan yang ada didunia lebih ramah, teratur, dan menjadikan hidup masyarakat di dalamnya lebih baik. Ide-ide yang digagas oleh Sweco telah diaplikasikan di sejumlah kota-kota terkenal di dunia, seperti: Swedia, Denmark, Norwegia, Belanda, Tiongkok, dan Rusia.

Melihat posisi demografis Jakarta sebagai ibu kota Indonesia sekaligus kota yang terpadat di Indonesia, Sweco melalui kedutaan besar Swedia untuk Indonesia mengajak warga Jakarta untuk menjadikan Jakarta sebagai kota pintar. Sebagai wujud nyata upayanya, Sweco mendatangi BINUS UNIVERSITY untuk memberikan pengarahan mengenai kota pintar. BINUS UNIVERSITY adalah universitas pertama di Indonesia yang diajak untuk berkolaborasi membangun kota pintar Jakarta.

Andreas Gyllenhammar selaku Sweco’s chief sustainability officer hadir di Auditorium Kampus Anggrek untuk memberikan penjelasan mengapa IT sangat diperlukan dalam kota pintar dan bagaimana tenaga IT dapat ikut serta dalam membangun kota pintar. Dalam penjelasannya, Andreas menyebutkan bahwa dengan perkembangan teknologi yang luar biasa saat ini, kebutuhan akan informasi dan pengiriman data yang cepat memberikan celah bagi BINUSIAN untuk ikut serta dalam pembangunan kota pintar. Ia juga menyebutkan kebutuhan manusia akan kepraktisan selalu melahirkan teknologi baru, ratusan hingga ribuan aplikasi smartphone muncul setiap tahunnya untuk menjadikan hidup lebih mudah, ini juga dapat menjadi peluang bagi BINUSIAN untuk menjadi tenaga IT atau technopreneur sekaligus berpartisipasi dalam menjadikan Jakarta lebih baik.

Andreas melihat BINUS UNIVERSITY sebagai sebuah universitas yang memiliki program studi Computer Science yang memadai untuk ikut membangun sebuah kota pintar, ia berharap agar BINUSIAN ikut mengambil bagian dari upaya ini. Jakarta menuju kota megapolitan, membutuhkan pemikiran-pemikiran inovatif dari tenaga IT untuk mengatasi kemacetan, perubahan iklim, sistem pengairan, dan sistem pembuangan limbah.

Pada kesempatan yang sama, Andreas juga membeberkan negara yang telah menggunakan konsep kota pintar dan bagaimana kota pintar tersebut menjadikan hidup penduduknya lebih mudah dan baik. Andreas pun menantang BINUSIAN untuk menciptakan aplikasi yang dapat mendukung terwujudnya Jakarta pintar.

Kehadiran Sweco di BINUS UNIVERSITY memberikan wawasan baru kepada BINUSIAN bagaimana IT dapat dimanfaatkan untuk menciptakan sebuah kota yang nyaman dan hidup yang lebih baik bagi penduduknya. Ini juga sebuah kehormatan bagi BINUS UNIVERSITY karena menjadi universitas pertama yang diajak oleh perusahaan sekelas Sweco untuk membangun ikut serta membangun kota pintar. Kedepannya, BINUSIAN diharapkan dapat memanfaatkan wawasan yang diperoleh dan mewujudkannya dalam kota Jakarta. (IV)