Pertumbuhan pengguna perangkat mobile di Indonesia terus mengalami grafik yang tinggi. Bahkan, dalam beberapa tahun belakangan, nama negara ini tidak pernah keluar dari lima besar peringkat negara dengan jumlah pengguna perangkat mobile tertinggi di dunia. Hal ini tentu menyebabkan kebutuhan akan aplikasi berkualitas bagi perangkat mobile turut meningkat. Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang handal dalam bidang ini bisa menjadi jawaban dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Melihat tantangan ini, BINUS UNIVERSITY, sebagai lembaga pendidikan yang sangat berpengalaman di berbagai bidang, khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), berusaha menjawab kebutuhan tersebut. Melalui Program Studi Mobile Application and Technology (MAT), BINUS UNIVERSITY berusaha menjawab tantangan yang ada dengan menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang handal dalam bidang terkait.

Hal tersebut terpapar pada acara seminar bertajuk MAT Gathering yang diselenggarakan oleh MAT, pada Sabtu (9/5) lalu. Turut hadir sebagai pembicara pada acara tersebut, Afan Galih Salman, ST.,M.Si, selaku Head of Program Mobile Application BINUS UNIVERSITY; dan Handoyo Taher selaku Ketua Bidang Hubungan Swasta dan Industri Klik Indonesia, organisasi non-profit yang memiliki perhatian khusus pada pemberdayaan konten digital lokal. Pada acara yang berlangsung di Kampus Anggrek tersebut, turut dihadiri lebih dari 150 siswa-siswi SMA/SMK yang berasal dari beberapa wilayah di Jabodetabek.

Pada kesempatannya, Afan Galih memberikan gambaran seputar program studi yang ia pimpin, termasuk relevansinya dengan perkembangan dunia mobile application yang sedang terjadi di Indonesia. Alfan coba memberikan gambaran seputar industri TIK yang hingga saat ini selalu membutuhkan tenaga handal guna mampu memenangkan persaingan yang sedang terjadi. Dirinya juga menyebutkan perkembangan industri e-commerce yang saat ini sedang berlangsung, menyebabkan kebutuhan tenaga handal bagi perusahaan-perusahaan semakin meningkat. ?Mereka membutuhkan pekerja IT yang handal, apalagi kalau perusahaan tersebut berkembang dan memiliki rencana untuk membuka cabang di lokasi lain,? sebut Afan.

Tidak berbeda jauh dengan Afan, Handoyo turut menyebutkan peluang industri di Indonesia yang masih sangat terbuka luas. Dengan jumlah masyarakat yang banyak, Handoyo yakin bahwa industri TIK, khususnya di bidang mobile masih berpeluang untuk berkembang lebih jauh. Keyakinan Handoyo tersebut diperkuat dengan data yang ia dapatkan bahwa penetrasi internet di Indonesia baru mencapai angka 34,9% dari jumlah masyarakat Indonesia.

?Angka tersebut tidak mencapai separuh dari jumlah manusia yang ada di Indonesia. Tentu masih terbuka sangat luas peluang untuk mengembangkan industri ini. Untuk itu, kebutuhan akan tenaga yang handal dalam bidang ini pun masih akan sangat tinggi,? jelas Handoyo.

Dari fakta-fakta tersebut, keduanya yakin bahwa bidang TIK, khususnya di bidang mobile application masih menawarkan peluang yang sangat tinggi bagi para generasi muda di Indonesia. Selain prospektif dari segi penghasilan, bidang ini juga menawarkan kesempatan bagi para generasi muda saat ini untuk memberikan kontribusi terbaik kepada bangsa.

MAT mempunyai posisi strategis untuk mewujudkan keinginan tersebut. Melalui kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini, MAT menghadirkan tiga bidang mata kuliah yang mumpuni dalam bidang TIK. Ketiga mata kuliah tersebut nantinya menjadi kompetensi utama bagi para lulusan program studi ini, yaitu Mobile Programming,Current Mobile Technology, sertaMobile Entrepreunership. (RAW)