BINUS UNIVERSITY mengadakan International Conference bersama TamKang University pada Kamis (2/4). Acara ini menghadirkan tiga orang pembicara, yaitu Prof. Chong-Ko Tzou dan Prof. Ching-Lung Tsay dari TamKang University, serta Dr. Johanes Herlijanto dari BINUS UNIVERSITY. Ketiga pembicara ini membawakan topik-topik terkait hubungan Taiwan dengan Eropa dan hubungan ekonomi Taiwan dan Indonesia. Topik pembahasan yang menarik perhatian dibawakan oleh Dr. Johanes Herlijanto tentang isu anti ?chinesse? di Indonesia.

Pembicara pertama yang mempresentasikan materinya adalah Prof. Chong-Ko Tzou, beliau membawakan topik tentang ?Taiwan ? EU Relations? atau hubungan antara Taiwan dan Uni Eropa. Prof. Tzou mengungkapkan bahwa Uni Eropa dan negara barat lainnya adalah rekan internasional yang penting bagi Taiwan selain Amerika Serikat dan Jepang, namun sayangnya Tiongkok selalu menekan Taiwan. Sehingga Taiwan menekankan diplomasi yang fleksibel.

Topik kedua dibawakan oleh Prof. Ching-Lung Tsay dengan topik ?Rising Indonesian Economy and Implications for Taiwan to Enhance Bilateral Relations? atau peningkatan perekonomian Indonesia dan implikasinya bagi Taiwan untuk meningkatkan hubungan bilareral. Prof. Tsay mengatakan bahwa Indonesia kini bukan hanya raksasa demokrasi, tetapi juga kekuatan ekonomi yang sedang berkembang. Beliau juga menjelaskan kesulitan-kesulitan yang akan ditemui oleh Indonesia dalam proses perkembangan tersebut.

Kemudian pada akhir sesi Dr. Johanes Herlijanto membawakan topik ?From Front Stage to Back Stage : Anti Chinese Deiscourse in Contemporary Indonesia? atau wacana anti ?chinese? di era Indonesia kontemporer. Dr. Johanes mengungkapkan bahwa penyebab terjadinya persepsi negatif pada kaum tiongkok adalah karena persepsi yang salah. Akibatnya kaum tionghoa memilih berada di belakang panggung daripada di depan publik.

International conference ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi BINUSIAN untuk memahami perkembangan global saat ini khususnya pada bidang hubungan internasional. (AS)