Usia memang masih muda, tapi Siti Juwariyah (26) termasuk sosok berpengaruh di dunia hijab di tanah air. Bisnisnya bermula dari kegemarannya nge-blog. Siti sukses menelurkan brand kerudung Kaffah yang menginspirasi para pecinta tren hijab.

“Awalnya, aku memang suka nge-blog. Waktu mengerjakan tugas akhir kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Binus, aku membuat tulisan tentang hijab style . Dari sana, aku mulai berkenalan dengan tren hijab,” ungkap Siti.

Siti memposting puluhan foto padu padan busana dan gaya hijab dalam blog pribadinya.

“Setelah itu banyak yang komentar. Sampai-sampai ada yang mengirim email menanyakan di mana belinya? Ternyata menyenangkan bisa mix and match  busana dan meng-upload  di blog,” ujarnya.

Keputusan berwirausaha diambil Siti setelah sempat bekerja di dunia fashion. Kala itu, ia magang di sebuah majalah nasional.

“Waktu itu sempat dapat tawaran jadi freelancer  selama satu bulan di sebuah majalah fashion. Aku merasa enggak bisa bekerja di kantor yang jam kerjanya tidak pasti serta pekerjaannya berat. Jadi, aku memutuskan untuk berwirausaha,” ujarnya.

Bagaimana memulainya? “Kebetulan aku berkenalan dengan Dian Pelangi dan dipercaya menjadi desain grafis Hijabers Community. Posisi itu aku manfaatkan untuk menjalin relasi dan belajar soal busana dan jilbab. Aku jadi kenal teman-teman anggota Hijabers Community yang banyak memiliki butik. Dari situ kami saling support dan saling belajar berbisnis,” katanya.

Sejak itu, Siti makin aktif mem-posting  busana yang dipadupadankan dengan apik.

“Ada yang kasual, formal, busana kantoran, girly, dan masih banyak lagi. Awalnya berbelanja di pusat grosir lalu dipadupadankan dengan kerudungnya. Setelah itu bekerja sama dengan brand  milik teman di HC. Aku posting  dan kasih credit title,” tuturnya.

Tak disangka responsnya sangat positif. Banyak yang berkomentar dan ingin membeli produknya. Lalu Siti berpikir untuk memproduksi sendiri. Beruntung, ibundanya, Tri Endang Yustani (58), mendukung dengan memberi modal udaha Rp 3 Juta yang awal digunakan untuk berbisnis inner  (dalaman kerudung). Hasilnya diputar untuk membuat pasmina print  berbahan ceruti dan di jual ke follower  blog-nya.

“Dalam waktu singkat, aku bisa untung bersih Rp 3 juta,” ujar Siti.

Meski hanya berjualan lewat online, Siti tak butuh waktu yang lama untuk berkembang. Cara berpromosi dengan menggugah padupadan gaya hijabnya ternyata sangat efektif. Hanya dalam waktu setahun, bisnisnya sudah melaju, Siti sanggup memproduksi 3.000 kerudung per bulan di tahun 2011.

Usahanya terus tumbuh, dan kini omzetnya sekitar Rp 80 juta per bulan. Saat ini masih bersama 7 pegawainya masih fokus berjualan lewat online di INSTA @sitijwryh juga FB Siti Juwariyah.

“Ada rencana untuk bekerja sama dengan teman yang membuka butik di Kemang Raya,” paparnya.

Jatuh bangun membesarkan usaha pernah dirasakannya. Salah satunya karyanya pernah dipalsu.

“Ada yang membeli produk Kaffah, lalu meniru pola sampai signature atau logo. Aku ikhlaskan saja. Kalau memang rezeki tidak akan ke mana-mana,” tuturnya.

Siti bersyukur memilih jalan wirausaha. “Aku bisa usaha dan menjalankan peran sebagai ibu,” ujar Siti yang menikah dengan Rachmat Abdillah Desember 2012 silam dan telah dikarunia anak.

(Tabloid Nova/Laili Damayanti)

Sumber :

http://ramadhan.kompas.com/read/2014/07/22/124956120/kerudung.kaffah.sukses.berkat.hobi.padu.padan.di.blog