Jakarta – Tidak sedikit wanita yang merasa insecure karena belum memiliki pasangan. Sebagian dari mereka meminta dijodohkan atau ikut acara perjodohan seperti kencan kilat yang kini banyak diselenggarakan. Ada pula cara lain seperti memanfaatkan internet untuk mencari pasangan atau mendaftarkan diri ke situs perjodohan.

Beragam situs perjodohan ternyata banyak diminati belakangan ini. Berdasarkan penelitian di Amerika yang dilakukan J.T., Cacioppo dan timnya, 45% pasangan menikah mengaku bertemu pasangan mereka melalui situs kencan online. Penelitian juga mengungkapkan bahwa tingkat kepuasan pasangan yang menikah setelah bertemu di dunia maya lebih tinggi ketimbang yang di dunia nyata.

Bagaimana bisa mereka yang bertemu jodoh di dunia maya pernikahannya lebih memuaskan? Menurut psikolog Pingkan C. B. Rumondor, S. Psi, M. Psi, beberapa situs perjodohan memiliki sistem filter yaitu matchmaking yang dilengkapi dengan daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan tersebut bukan sekadar asal dibuat tapi sudah diteliti sebelumnya sehingga bermanfaat untuk memahami diri sendiri serta calon pasangan yang dicari.

“Dengan adanya seleksi seperti itu maka akan mempermudah proses mereka beradaptasi saat pacaran, menikah, dan menjalani pernikahannya. Mereka akan semakin mudah memecahkan konflik atau mengungkapkan emosi setelah beradaptasi, itu yang membuat pernikahannya menjadi lebih puas,” ujar Pingkan kepada Wolipop di Universitas Bina Nusantara (Binus), Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (24/2/2014).

Head Psychologist dari Setipe (situs perjodohan di Indonesia) itu mengatakan, biasanya pelaku yang melakukan kencan online lalu menikah sudah mencari banyak informasi mengenai pasangannya. Keduanya akan lebih berusaha menyesuaikan diri satu sama lain sehingga kehidupan pernikahannya kian harmonis.

Namun bukan berarti pasangan menikah yang bertemu secara di dunia nyata tidak bahagia. Pasangan tersebut tetap bahagia tapi tingkat kepuasannya saja sedikit berbeda. Di antara pasangan yang bertemu offline ini, tingkat kepuasan tertinggi berada di kelompok pasangan dengan lingkungan sosial yang sama, seperti teman sepergaulan. Sedangkan pernikahan yang sering bermasalah karena awalnya bertemu di tempat hiburan seperti bar.

“Tanpa mendeskreditkan orang yang suka ke bar ya, dari tempatnya sebenarnya bar tempat main, sedangkan pernikahan serius. Kalau ketemunya di tempat main asumsinya mungkin yang satu masih mau main-main belum serius. Mungkin juga di tempat kerja karena ada kemungkinan konflik di kantor bisa berlanjut ke rumah,” jelas psikolog yang merangkap sebagai pengajar di Universitas Bina Nusantara itu.

Sumber : http://wolipop.detik.com/read/2014/02/28/094401/2511004/852/survei-pasangan-yang-bertemu-jodoh-di-dunia-maya-pernikahannya-lebih-awet

Download : Survei- Pasangan yang Bertemu Jodoh di Dunia Maya Pernikahannya Lebih Awet