JAKARTA – Jumlah siswa sekolah dasar di Indonesia begitu banyak, sekira 5,6 juta siswa. Namun hanya 2,3  juta siswa yang berhasil lulus SMA. Artinya, ada 3,3 juta siswa hilang dari dunia pendidikan Tanah Air.

Menurut Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, fakta ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak memberikan perhatian serius pada pendidikan. “Padahal, pendidikan sangat diperlukan untuk masa depan Indonesia,” kata Anies ketika berbicara di  Musyawarah & Temu Ilmiah Nasional ke-3 Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia (APPI) di Auditorium Binus Anggrek, Jakarta Barat, Sabtu (8/2/2014).

Rektor termuda se-Indonesia itu mengimbuh, sekarang isunya adalah mencari cara agar Indonesia memiliki human capital di sekitar masyarakat. Sebab, secara sistematis, sebagian besar pendidikan di Indonesia begitu rendah.

Dia mengutip, data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan, hanya empat persen masyarakat Indonesia mengenyam pendidikan tinggi. Sementara 53 persen hanya mencicipi pendidikan di bawah SD.

Selain itu, Anies melanjutkan, ketika 168 ribu anak masuk SD. Jumlahnya berkurang menjadi hanya 39 ribu di jenjang SMP. Kemudian ketika SMA, angka itu menurun lagi menjadi 26 ribu siswa.

“Karena itu, kita hanya bisa menghasilkan produk dengan value yang rendah. Saya merasa, pendidikan bisa maju dengan usaha pemerintah dan semua komponen masyarakat. Tapi kalau kondisi rendahnya pendidikan terus dibiarkan, justru masalah ini akan besar,” tuturnya